Sahabat DH. Dalam beberapa hari terakhir ini elpiji atau LPG 3 kilogram (kg) atau gas melon langka di wilayah Provinsi Bali. Kelangkaan gas elpiji 3 kg tersebut berimbas terhadap masyarakat baik untuk keperluan rumah tangga maupun usaha kecil. Masyarakat kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg. Mereka banyak yang mengantre hingga beberapa jam. Bahkan ada juga yang harus menunggu hingga empat hari.
Di Kota Denpasar misalnya, sejumlah pedagang dan pelaku usaha kecil mengeluh usaha mereka terganggu karena kelangkaan elpiji 3 kg. Begitu juga di wilayah Kabupaten Badung. Di kalangan pengecer, penjualan elpiji bisa habis terjual kurang dari satu jam. Tak hanya itu, banyak pembeli terpaksa putar balik karena kehabisan. Kondisi serupa juga terjadi di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng. Pedagang makanan seperti nasi mengaku kesulitan mencari elpiji 3 kg.
Gambar diambil dari tribun-bali.com
Akademisi dan Tokoh Masyarakat Dr. H. Dadang Hermawan berharap kelangkaan gas elpiji 3 kg segera diatasi. Menurutnya, kelangkaan gas berdampak luas. Terutama kepada masyarakat dan usaha-usaha kecil.
“Saya berharap para pemangku kebijakan bisa segera melakukan upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan ini. Jangan sampai masyarakat dirugikan. Ekonomi yang sudah jalan, bisa terganggu,” kata pria yang juga Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali ini.
Kelangkaan gas elpiji ini juga berpotensi dan rawan dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Di antaranya dengan melakukan penimbunan dan pengoplosan. Untuk itu, Dr. Dadang berharap aparat kepolisian rajin melaksanakan mengecek agen penyalur elpiji 3 kg dengan beredarnya informasi tentang kelangkaan gas bersubsidi itu. Pengecekan sekaligus untuk mengetahui faktor penyebab kelangkaan gas elpiji 3 kg tersebut. Dr. Dadang juga mendorong agar aparat kepolisian melakukan proses hukum jika nantinya memang ditemukan agen atau distributor yang melakukan penimbunan.
Dadang juga meminta agar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali melakukan sinergi dengan semua pemangku kepentingan di Bali. Hal ini sebagai upaya agar permasalahan kelangkaan elpiji tidak menyebabkan meningkatnya inflasi dan tidak berimbas pada pertumbuhan ekonomi Bali.
Dadang menyampaikan perlu dibuatkan mekanisme yang jelas serta aturan yang tegas mengenai alur ataupun pendistribusian dari gas elpiji tersebut. Baik dari tingkat agen, pangkalan, pengecer hingga pembeli.
Pertamina Tambah 114.800 Tabung Elpiji
Area Manager Comm Rel and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 7 Juni 2023 mengatakan, kelangkaan gas elpiji 3 kg di Bali diakibatkan peningkatan konsumsi atau permintaan. Di antaranya, karena adanya hari libur panjang pada minggu lalu.
Seperti dilansir Kompas.com, pada bulan Mei 2023 terjadi peningkatan konsumsi penggunaan elpiji sebesar 6 persen dibandingkan dengan Mei tahun 2022 lalu. Realisasi konsumsi elpiji di bulan Mei 2022 sebesar 86.153 MT sedangkan realisasi konsumsi elpiji per Mei 2023 tercatat sebanyak 91.348 MT. Pertamina telah melakukan sejumlah upaya untuk menjamin ketersediaan elpiji 3 kg. Dikatakan, pihaknya juga meninjau kondisi di lapangan dan berkoordinasi dengan pihak terkait.
Menurutnya, Pertamina juga melakukan penambahan sebanyak 114.800 tabung elpiji di Bali yang dilakukan bertahap sejak, Selasa, 6 Juni 2023. Penambahan sebagai upaya memenuhi kebutuhan elpiji 3 kg yang meningkat. Penambahan dropping di Provinsi Bali terinci di Kabupaten Badung sebanyak 13.440 tabung, Kabupaten Bangli 10.640 tabung, Kabupaten Buleleng 13.440 tabung, Kabupaten Gianyar 11.760 tabung, Kabupaten Jembrana 8960 tabung, Kabupaten Karangasem 10.080 tabung, Kabupaten Tabanan 11.200 tabung, dan Kota Denpasar 28.000 tabung serta, Kabupaten Klungkung 7280 tabung. Ahad Rahedi berharap dengan adanya penambahan atau ekstra dropping ini kebutuhan elpiji 3 kg di masyarakat dapat terpenuhi dan kondisi kembali normal.
Program Subsidi LPG 3 Kg Tepat Sasaran
Gambar diambil dari kabarbisnis.com
Presiden RI Joko Widodo telah mengamanatkan untuk melakukan transformasi subsidi LPG tabung 3 kg. Subsidi yang selama ini masih berbasis komoditas nantinya menjadi berbasis orang atau penerima manfaat atau tepat sasaran. Pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Subsidi yang tepat sasaran akan sangat bermanfaat bagi masyarakat miskin ataupun masyarakat yang rentan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas, Laode Sulaeman ketika membuka acara Sosialisasi Transformasi Subsidi LPG 3 Kg Tepat Sasaran Tahap III di Gedung Ibnu Sutowo, Jakarta pada Senin, 8 Mei 2023 mengatakan, subsidi LPG tabung 3 kg mengambil porsi terbesar jika dibandingkan dengan subsidi BBM dan listrik.
“Sesuai APBN tahun anggaran 2023, subsidi LPG tabung 3 kg mencapai Rp 117,85 triliun. Subsidi yang tepat sasaran akan bermanfaat bagi masyarakat miskin ataupun masyarakat yang rentan memenuhi kebutuhan dasarnya,” kata Laode seperti dikutip dari esdm.go.id.
Sebagai tindak lanjut amanat Presiden tersebut, sejak 1 Maret 2023, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan PT Pertamina (Persero) telah melakukan registrasi atau pendataan konsumen pengguna elpiji 3 Kg, sebagai bagian dari Program Pendistribusian LPG 3 Kg Tepat Sasaran. Sosialisasi tersebut diikuti lebih dari 2.800 penyalur (agen) dan sub penyalur (pangkalan) di 77 kabupaten/kota di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi. Sosialisasi program ini juga terus dilaksanakan melalui berbagai saluran, antara lain secara daring dengan mengundang penyalur (agen) dan sub penyalur (pangkalan).
Lebih lanjut Laode mengatakan, Pemerintah telah menetapkan LPG Tabung 3 kg sebagai barang penting yang hanya diperuntukkan bagi rumah tangga untuk memasak, usaha mikro untuk memasak, nelayan sasaran dan petani sasaran. Ditegaskan Laode, untuk tahun 2023 ini hanya akan dilakukan pendataan atau pencocokan data konsumen pengguna LPG tabung 3 kg. Selanjutnya, mulai 1 Januari 2024, hanya konsumen yang telah terdata yang boleh membeli elpiji tabung 3 kg.
Sementara itu, Area Manager Comm Rel and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Ahad Rahedi seperti dilansir detik.com mengatakan, sesuai dengan arahan pemerintah pusat tersebut, Pertamina melakukan program subsidi tepat elpiji di Bali yang dilaksanakan secara bertahap. Yaitu, kegiatan verifikasi pangkalan oleh agen LPG dan pencatatan transaksi pembelian LPG 3 kilogram oleh pangkalan. Caranya, mendata nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP) setiap konsumen yang membeli LPG 3 kg melalui aplikasi merchant atau merchantApps. Menurutnya, pelaksanaan program Subsidi Tepat LPG di Bali akan dilaksanakan pada 1 Juli 2023 mendatang di Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar. (*)