DENPASAR – Tokoh Pendidikan dan Akademisi Bali, Dr. Dadang Hermawan tak henti-hentinya membuat terobosan untuk memajukan pendidikan Bali. Dr. Dadang sukses mendirikan dan mengembangkan ITB STIKOM Bali sebagai kampus terdepan di bidang Teknologi Informasi dan Bisnis. Dr. Dadang ingin terus membangun intelektualitas masyarakat di kalangan anak muda maupun orang tua di Bali dengan berbasis Teknologi Informasi dan Digitalisasi.
Dr. Dadang tidak hanya sekadar wacana, namun sudah dilakukan dengan wujud kongkret membangun sekolah dan kampus. Di tingkat anak-anak muda atau ABG, Dr. Dadang mendirikan sekolah SMK TI yang tersebar hampir di seluruh Kabupaten/Kota di Bali. Di tingkat Perguruan Tinggi, Dr. Dadang juga mendirikan kampus dengan Pendidikan Program Vokasi Diploma III (D-3), Sarjana (S-1), Magister (S-2) dan Doktoral (S-3).
Dr. Dadang dengan dedikasi sepenuh hati untuk mewujudkan kemajuan pendidikan Bali berbasis Teknologi Informasi dan Digitalisasi dengan mendirikan dan mengembangkan STMIK STIKOM Bali dan kini menjadi ITB STIKOM Bali. Tidak hanya itu saja, Dr. Dadang mendirikan 3 PTS lainnya yaitu STT Bandung, Poltek Ganesha Guru Singaraja dan Polnas Denpasar. Di tingkat pendidikan menengah atas , Dr. Dadang mendirikan 7 SMK Bali Global yang tersebar di Kabupaten/Kota di provinsi Bali.
“Saya bersepakat, Bali yang paling umum atau utama mempunyai SDM, karena dari sumber daya mineral kan tidak ada. Bagaimana SDM Bali ini dimajukan, dikembangkan ke semua sektor sesuai dengan bidangnya masing-masing. Ada yang di pariwisata, budaya, ekonomi, seni. Tetapi yang namanya digital SSI ini adalah sangat terkait erat dengan berbagai bidang kehidupan yang tadi saya sebutkan. Digitalisasi terkait dengan pariwisata, ekonomi, budaya, agama, seni,” kata Dr. Dadang Hermawan.
Menurut Dr. Dadang Hermawan digitalisasi adalah mutlak dan perlu didorong oleh semua stakeholder yang ada di Provinsi Bali terutama pemerintah yang memiliki anggaran, otoritas, dan sebagainya. Dikatakan Dr. Dadang, ke depan digitalisasi akan semakin masuk ke semua sektor kehidupan sehingga digitalisasi adalah suatu keniscayaan. Dr. Dadang menyebutkan, pemerintah telah menggaungkan visi Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Oleh karena itu, Dr. Dadang Hermawan berharap dan mendorong Angka Partisipasi Kasar (APK) Provinsi Bali untuk jenjang Pendidikan Tinggi bisa melebihi rata-rata nasional, yaitu mencapai 50 persen atau 60 persen. Dr. Dadang menyebutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali APK Provinsi Bali untuk jenjang Pendidikan Tinggi dalam tiga tahun terakhir ini yaitu tahun 2020 di angka 30,55 persen, tahun 2021 di angka 30,64 dan tahun 2022 mencapai angka 31,94 persen.
“Ada fenomena baru, kalau dulu perusahaan besar mencari tenaga kerja misalnya kalau SDM yang dicari Sarjana SDM. Untuk Humas dicari Sarjana Ilmu Komunikasi. Fenomena yang sekarang adalah rekrutmen pegawainya mencari tenaga sarjana IT, dilatih Ilmu Komunikasinya. Sehingga kaitannya, digitalisasi adalah mutlak dan ini perlu didorong oleh semua stakeholder yang ada di Provinsi Bali terutama pemerintah yang punya anggaran, otoritas, dan sebagainya,” ujar Dr. Dadang. (*)