SOBAT DH BALI, Tokoh Akademisi dan Cendekiawan Bali, Dr. H. Dadang Hermawan bertemu dengan para petani di Banjar Dinas Batu Gambir, Desa Julah, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng pada Ahad atau Minggu, 6 Agustus 2023. Pertemuan berlangsung dengan penuh kekeluargaan. Dr. Dadang tampak berbaur santai, makan bersama dengan para petani.
Dr. Dadang Hermawan bersama Pakar Pertanian Bali, Ir. H. Suprio Guntoro didampingi Tim Relawan DH, H. Imam Asrorie, H. Ujang dan Indrianto Kuseni, S.Kom, M.Kom. Dr. Dadang dalam kesempatan tersebut sangat berterima kasih atas sambutan para petani di Batu Gambir. Dr. Dadang menekankan peranan teknologi di sektor pertanian. Selain itu, Dr. Dadang juga mendorong kepada petani agar mengembangkan sistem pertanian organik. “Pengembangan sistem pertanian organik harus terus didorong agar pertanian di Bali menjadi berkelanjutan,” kata Dr. Dadang Hermawan.
Dr. Dadang sangat konsen terhadap pertanian di Bali. Meskipun lokasinya cukup jauh dari Kota Denpasar, namun tidak menyurutkan semangat Dr. Dadang menemui para petani. Di Banjar Dinas Batu Gambir masyarakat lebih banyak menanam kakao dan cengkih.
Berdasarkan data Pemprov Bali, tahun 2022 dari 70.000 hektare (ha) sawah, 40.000 hektare di antaranya ditargetkan sudah organik. Sistem pertanian organik juga dikembangkan di subsektor perkebunan. Lahan kebun organik di Bali mencapai 154 ribu hektare dari total lahan yang ada sekitar 200 ribu ha. “Saya mendorong agar petani di Bali mengembangkan sistem pertanian organik. Kalau menerapkan sistem konvensional yang menggunakan pupuk dan pestisida kimia maka akan merusak kesuburan tanah,” kata Dr. Dadang.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Dadang memberikan obat organik PROTEASE dan T. harzianum, peralatan petani di antaranya sprayer gendong, gergaji, dan pemotong ranting. Dr. Dadang melihat langsung proses pengendalian penyakit PHITOPTHORA dengan T. harzianum dan pengendalian hama Helopeltis dengan PROTEASE yang diarahkan H. Suprio Guntoro.
“Sistem pertanian organik itu, yaitu kita hindari obat dari bahan yang beracun dan obat kimia yang membahayakan lingkungan, itu intinya. Seperti ini, tanpa pupuk dan pestisida kimia maka lebih sehat karena semua organik. Dengan sistem pertanian organik ini, maka ekosistem kita menjadi sehat. Banyaknya penyakit di lingkungan kita karena salah mengelola lingkungan, sehingga kita harus kembali ke organik,” jelas H. Suprio Guntoro.
Tokoh masyarakat Batu Gambir, Muhammad Yatim mengaku senang dengan kedatangan Dr. Dadang Hermawan. Ia juga menyatakan siap mendukung Dr. Dadang Hermawan pada pencalonannya sebagai Anggota DPR RI. “Masyarakat di sini sangat bersyukur, Alhamdulillah dengan kedatangan Pak Dadang. Kami bisa mendapatkan pembinaan dan penyuluhan tentang pertanian, mudah-mudahan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” kata Yatim. (*)