SOBAT DH BALI, Dr. H. Dadang Hermawan melakukan kunjungan ke Bukit Tabuan, Desa Bukit, Kecamatan/Kabupaten Karangasem pada Sabtu, 5 Agustus 2023. Dr. Dadang bertemu langsung dengan para petani di Bale Banjar Bukit Tabuan. Dr Dadang datang bersama Tokoh Peneliti Pertanian Bali, Ir. H. Suprio Guntoro didampingi Tim Relawan DH, H. Yusar Hilmi dan H. Imam Asrorie. Di wilayah Bukit Tabuan terdapat 113 kepala keluarga (KK) dengan matapencaharian sehari-hari sebagai petani, peternak sapi dan buruh kuli.
Dr. Dadang mengatakan teknologi pertanian perlu digalakkan lagi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali pada tahun 2017 luas lahan pertanian di Bali seluas 407.534 hektare (ha). Dari jumlah luas lahan pertanian tersebut terinci Kabupaten Jembrana seluas 32.481 ha, Kabupaten Tabanan 62.216 ha, Kabupaten Badung 28.067 ha, Kabupaten Gianyar seluas 26.883 ha, Kabupaten Klungkung 23.125 ha, Kabupaten Bangli 45.978 ha, Kabupaten Karangasem 60.165 ha, Kabuapten Bulelang 125.700 ha dan Kota Denpasar 2.919 ha. Sedangkan penduduk bekerja di sektor pertanian di Bali sebesar 23 persen.
“Jadi memang teknologi pertanian di Bali harus terus digalakkan. Bali ini khan bukan hanya pariwisata yang bisa diunggulkan tetapi ada sektor-sektor lain. Terutama yang mendukung pariwisata dalam hal ini sektor pertanian yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena kita bisa melihat pariwisata sangat rentan, seperti kemarin di masa pandemi, justru sektor pertanian yang meningkat,” kata Dr. Dadang Hermawan.
“Sektor pertanian ini juga menjadi konsentrasi saya. Tentunya dengan kolaborasi dengan para praktisi di sektor pertanian dan itu sudah banyak antara mahasiswa dan dosen ITB STIKOM Bali yang menggabungkan antara IT dengan sektor pertanian,” jelas Dr. Dadang.
Beri Probiotik Bio-CAS dan Ubi Kayu
Dalam pertemuan tersebut, Dr. Dadang memberikan Probiotik Bio-CAS sebanyak 40 liter dan stek ubi kayu gajah 100 stek kepada para petani Dusun Bukit Tabuan. Juga digelar diskusi antara Dr. Dadang. Para petani pun antusias bertanya di antaranya tentang manfaat Probiotik Bio-CAS dan pemasaran hasil pertanian yang hingga sampai saat ini masih menjadi kendala.
Dr. Dadang mencontohkan pihaknya berupaya akan membantu pemasaran hasil produk pertanian dari Bukit Tabuan. Di antaranya marketing hasil ubi kayu misalnya, akan memberikan donasi berupa alat pengolahan hasil pertanian. Menurutnya, dengan alat pengolahan ini, maka petani dapat mengolah hasil pertanian secara langsung sehingga nilai harga produk pertanian tersebut semakin bertambah. Selain itu, secara pemasaran bisa dilakukan secara online, produk hasil ubi kayu dan tepungnya. Hasil tepungnya yang kualitasnya lebih bagus dibandingkan tepung lainnya.
“Hasil pertanian dikemas dengan baik dengan dipasar secara online, maka akan semakin bagus. Ini harus didorong oleh semua pihak, bukan hanya saya tetapi semua pihak karena ini untuk kepentingan masyarakat dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Dr. Dadang Hermawan.
Probiotik Bio-CAS merupakan hasil penelitian Ir. H. Suprio Guntoro. Dalam kesempatan tersebut, H Guntoro menjelaskan, masyarakat di Bukit Tabuan rata-rata memelihara sapi. Menurutnya, Probiotik Bio-CAS bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di Bukit Tabuan. Di antaranya untuk meningkatkan kualitas pengemukan sapi. “Proses pengemukan sapi, tulang-tulang lebih kuat, sehingga diminati oleh pedagang antarpulau. Kalau pembelian antarpulau maka harga lebih mahal,” kata H Guntoro.
Sependapat dengan Dr. Dadang, H Guntoro juga mendorong agar teknologi pertanian di Bali terus digalakkan lagi. Menurutnya, selama ini kegiatan teknologi pertanian masih bersifat seremonial saja. “Kita ingin langsung ada inovasi-inovasi baru, ubi kayu misalnya itu sangat luar biasa. Artinya itu bisa mengantisipasi persoalan Bali ke depan,” kata H Guntoro.
Ditambahkan dengan adanya pertanian ubi kayu akan tumbuh industri tepung mocaf yang memanfaatkan ubi kayu atau singkong pemberdayaan masyarakat desa untuk diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi. Juga industri benang itu yang akan banyak menyerap tenaga kerja. Kemudian limbah-limbahnya bisa diolah.
Sementara itu, Kepala Dusun Bukit Tabuan, Muhyidin mengaku sangat bahagia dengan kedatangan Dr. Dadang. Ia berharap program Peduli Petani Dr. Dadang ini bisa terus berkesinambungan. “Kegiatan ini sangat bagus sekali. Kami masyarakat di sini sangat berharap ini terus berlanjut, karena kita bisa mendapatkan ilmu bertani,” kata Muhyidin.
Muhyidin juga menilai Dr. Dadang merupakan figur yang diinginkan oleh masyarakat di Bukit Tabuan. Menurutnya sosok Dr. Dadang bisa memperjuangkan kepentingan umat dan masyarakat di Bali. “Tentunya dengan majunya Pak Dadang Hermawan ke DPR RI kami siap mendukung. Pak Dadang kami siap mendukung dan mengupayakan semaksimal mungkin,” tegas Muhyidin.
Cairan Probiotik Bio-CAS
Probiotik (BIO CAS) merupakan probiotik yg mengandung beberapa jenis bakteri pembantu pencernaan yang diisolasi dari rumen sapi Bali. Bio-CAS merupakan singkatan dari bio curcumae alicin scordinin. Probiotik itu mempercepat pertumbuhan, menjaga kesehatan, dan menghilangkan bau kotoran ternak. Cairan ini juga meningkatkan bobot lahir anak sapi pada sapi betina bunting. Umumnya bobot sapi bali lahir sekitar 16 kilogram. Dengan konsumsi Bio-CAS, bobotnya naik menjadi 18-19 kg. Probiotik digunakan sedikitnya oleh 1.500 peternak sapi di Jember (Jawa Timur), Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Kegunaan cairan probiotik Bio-CAS antara lain (1) mempercepat pertumbuhan ternak yang digemukkan, (2) Meningkatkan kesehatan dan nafsu makan ternak, (3) Menghilangkan bau kotoran, (4) Bila diberikan kepada sapi induk yang sedang bunting 5 bulan ke atas maka akan dapat menghasilkaan pedet (anak sapi) yang lebih besar, sehat dan lincah serta, pertumbuhannya lebih cepat. Probiotik Bio-CAS ini bisa digunakan untuk ternak sapi, kambing, kerbau dan domba. Di samping sebagai probiotik, Bio-Cas juga bisa digunakan untuk mengolah jerami atau sampah (organik) untuk pakan sapi, kambing atau domba. (*)